Jumat, 01 Januari 2010

Apakah kita wajib bermadzhab ???

WAJIBKAH BERMADZHAB???

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
Limpahan kebahagiaan dan rahmat Nya swt semoga selalu tercurah pada hari hari anda, saudaraku yang kumuliakan, mengenai keberadaan negara kita di indonesia ini adalah bermadzhabkan syafii, demikian guru guru kita dan guru guru mereka, sanad guru mereka jelas hingga Imam syafii, dan sanad mereka muttashil hingga Imam Bukhari, bahkan hingga rasul saw, bukan sebagaimana orang orang masa kini yang mengambil ilmu dari buku terjemahan lalu berfatwa untuk memilih madzhab semaunya,

Anda benar, bahwa kita mesti menyesuaikan dengan keadaan, bila kita di makkah misalnya, maka madzhab disana kebanyakan hanafi, dan di Madinah madzhab kebanyakannya adalah Maliki, selayaknya kita mengikuti madzhab setempat, agar tak menjadi fitnah dan dianggap lain sendiri, beda dengan sebagian muslimin masa kini yang gemar mencari yang aneh dan beda, tak mau ikut jamaah dan cenderung memisahkan diri agar dianggap lebih alim dari yang lain, hal ini adalah dari ketidak fahaman melihat situasi suatu tempat dan kondisi masyarakat.

Memang tak ada perintah wajib bermadzhab secara shariih, namun bermadzhab wajib hukumnya, karena kaidah syariah adalah Maa Yatimmul waajib illa bihi fahuwa wajib, yaitu apa apa yang mesti ada sebagai perantara untuk mencapai hal yang wajib, menjadi wajib hukumnya.

Misalnya kita membeli air, apa hukumnya, tentunya mubah saja, namun bila kita akan shalat fardhu tapi air tidak ada, dan yang ada hanyalah air yang harus beli, dan kita punya uang, maka apa hukumnya membeli air, dari mubah berubah menjadi wajib tentunya. karena perlu untuk shalat yang wajib.

Demikian pula dalam syariah ini, tak wajib mengikuti madzhab, namun karena kita tak mengetahui samudra syariah seluruh madzhab, dan kita hidup 14 abad setelah wafatnya Rasul saw, maka kita tak mengenal hukum ibadah kecuali menelusuri fatwa yang ada di imam imam muhaddits terdahulu, maka bermadzhab menjadi wajib,

Karena kita tak bisa beribadah hal hal yang fardhu / wajib kecuali dengan mengikuti salah satu madzhab itu, maka bermadzhab menjadi wajib hukumnya.

Sebagaimana suatu contoh kejadian ketika zeyd dan amir sedang berwudhu, lalu keduanya kepasar, dan masing masing membeli sesuatu di pasar seraya keduanya menyentuh wanita, lalu keduanya akan shalat, maka zeyd berwudhu dan amir tak berwudhu, ketika zeyd bertanya pada amir, mengapa kau tak berwudhu, bukankah kau bersentuhan dengan wanita, maka amir berkata, aku bermadzhabkan maliki, maka zeyd berkata, maka wudhu mu itu tak sah dalam madzhab malik dan tak sah pula dalam madzhab syafii, karena madzhab maliki mengajarkun wudhu harus menggosok anggota wudhu, tak cukup hanya mengusap, namun kau tadi berwudhu dengan madzhab syafii dan lalu dalam masalah bersentuhan kau ingin mengambil madzhab maliki, maka bersuci mu kini tak sah secara maliki dan telah batal pula dalam madzhab syafii.
Demikian contoh kecil dari kebodohan orang yang mengatakan bermadzhab tidak wajib, lalu siapa yang akan bertanggung jawab atas wudhunya, ia butuh sanad yang ia pegang bahwa ia berpegangan pada sunnah nabi saw dalam wudhunya, sanadnya berpadu pada Imam Syafii atau pada Imam Malik, atau pada lainnya, atau ia tak berpegang pada salah satunya sebagaimana contoh diatas..

Dan berpindah pindah madzhab tentunya boleh boleh saja bila sesuai situasinya, ia pindah ke wilayah malikiyyun maka tak sepantasnya ia berkeras kepala dengan madzhab syafii nya,

Demikian pula bila ia berada di indonesia, wilayah madzhab syafi iyyun, tak sepantasnya ia berkeras kepala mencari madzhab lain. demikian saudaraku yang kumuliakan.,


Wallahu a'lam


courtessy : www.mubas.wen.ru

10 MUHARRAM dan Santunan Anak Yatim Bersama LPDAI

Tegalwangi,28 Desember 2009

Sekarang kita berada di Bulan Muharram, yaitu bulan pertama dalam kalender Hijriah. Bulan ini termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci), sebagai mana yang difirmankan oleh Allah:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُم.ٌ( التوبة: 36)
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram". (At-Taubah: 36).
Semua ahli tafsir sepakat bahwa empat bulan yang tersebut dalam ayat di atas adalah Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab.
Ibnu Rajab al-Hambali ( 736 – 795 H ) mengatakan, Muharam disebut dengan syahrullah (bulan Allah) karena memiliki dua hikmah. Pertama, untuk menunjukkan keutamaan dan kemuliaan bulan Muharam. Kedua, untuk menunjukkan otoritas Allah SWT dalam mensucikankan bulan Muharam

Dalam hadits lain Nabi juga menjelaskan bahwa puasa pada hari ‘asyura (10 Muharram) bisa menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.
عن أبي قتادة رضي الله عنه قال : سُئل النبي صلى الله عليه وسلم عن صيام يوم عاشوراء ، فقال : إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله . رواه مسلم
Dari Abu Qatadah RA, Rasululllah SAW ditanya tentang puasa hari ‘asyura, beliau bersabda: ”Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat” (HR. Muslim).

Di dalam bulan muharram juga kita di sunnahkan untuk menyantuni anak yatim karena di dalam hadits Rosululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِيْ الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى وَ فَرَجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا


“Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di Surga seperti ini”, Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. [HR. Bukhori].

Untuk itulah pada tanggal 28 Desember 2009 / 10 Muharram 1431H bertempat di Lembaga Pendidikan mambaul Hikmah ( LPDAI ) di adakan pengajian dan santunan anak yatim bersama IPNU-IPPNU Ranting Tegalwangi Kecamatan Talang.
Dalam Pengajian yang di hadiri pimpinan LPDAI KH.Sulthon Barmawi tersebut berlangsung meriah,sekitar ribuan warga Talang dan sekitarnya memadati gedung LPDAI untuk mendengarkan ceramah agama dari Al-Ustad Burhan Barmawi ,LC yang mengangkat tema " Muharram dan Semangat Hijrah " .
Dalam acara tersebut juga di adakan santunan anak yatim yang ada didaerah desa tegalwangi yang berjumlah 30 Anak yatim . Semoga amal baik para donatur Santunan mendapatkan pahala berlipat ganda dan termasuk orang2 yang telah dijanjikan oleh baginda Rasulullah SAW.

Keutamaan Dzikir SUBHANALLAH WABIHAMDIHI

قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg membaca SUBHANALLAHI WABIHAMDIH 100X pada harinya, maka berjatuhanlah dosa dosanya walau sebanyak buih di lautan” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Mencintai hamba – hamba Nya melebihi cinta hamba-Nya satu sama lain. Yang tiada satu makhluk bisa melebihi cintanya Allah kepada seorang hamba-Nya dan yang paling mencintai adalah Allah, cinta Nya (kepada kita) yang utama dan muncul dan jelas adalah anugerah kehidupan, yang itu merupakan cinta yang tidak bisa ditandingi oleh semua cinta dan kasih sayang yang lainnya. Dialah (Allah) yang memberi kita kehidupan, yang memanjakan kita dengan kemanjaan dalam kehidupan di dunia, yang memberikan kepada kita jamuan jamuan kemanjaan matahari dan bulan dan seluruh panca indera yang dari dasar keagungan kasih sayang Illahi sehingga seakan – akan hal itu terjadi tanpa ada yang memberi.

Sebagaimana seorang bayi yang kecil yang disayangi oleh ibunya dan ia tidak sadar bahwa ia ada yang sangat menyayangi. Memandikannya siang, pagi dan malam, memberi ia makanan, minuman, menyusuinya, memberinya hal – hal yang bermanfaat baginya, menyiapkan segala kebutuhannya, menyiapkan apa yang diperlukan untuk menunjang kehidupannya. Inilah keadaan setiap hamba di dalam kehidupan dunia. Mereka yang taat dan mereka yang tidak taat, mereka yang dalam dosa atau mereka yang dalam pahala. Inilah cinta yang melebihi semua cinta yang tak akan kau dapatkan dari yang lain selain-Nya. Ilallah (terkecuali Allah) Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi dan cinta kasih sayang-Nya ditawarkan lagi lebih bagi mereka yang mendambakan cinta Allah Yang Abadi yaitu dengan tiada menduakan-Nya dan menjawab seruan kasih sayang-Nya untuk berbuat hal – hal yang dicintai-Nya yang dengan itulah Allah Swt menampakkan kepada kita kesempurnaan yang kekal dan abadi.

Hadirin – hadirat, satu – satunya kekasih yang tidak akan mengecewakan kekasihnya adalah Allah Swt. Kasih sayang yang muncul pada setiap jiwa hamba – hambaNya dijawab lebih daripada cinta itu kepadanya.

“Wama taqarraba ilayya abdi syibran taqarabbtu ilaihi dzira’an”, demikian riwayat Shahih Bukhari di dalam hadits qudsiy “tiadalah seorang hamba mendekat kepada-Ku satu jengkal kecuali Ku-jawab kedekatan kepadanya satu hasta”.

“Wama taqarabba ilayya abdi dzira’an taqarabbtu ilaihi ba’a, jika hamba-Ku mendekat dan mencintai-Ku dengan mendekat satu hasta maka Aku mendekat kepadanya satu depa”.

“wa in atayna maasyiyan ataytuhu harwalah, jika ia datang padaku dengan melangkah Aku datang padanya dengan bergegas”. Menunjukkan jawaban cinta Allah lebih besar selalu menjawab cinta hamba-Nya. Sebesar apapun rindu hamba-Nya, Allah lebih rindu kepadanya.

“Man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah rindu berjumpa dengannya”, demikian riwayat Shahih Bukhari.

Hadirin – hadirat, yang saya bawakan (ajarkan) adalah menuntut kita bersama – sama untuk mencapai kedamaian cinta yang abadi ialah Allah. Cinta Allah Swt ini tidak akan bisa diputus, cinta yang tidak terputus di dunia dan di akhirat adalah cinta Allah dan cinta yang ada sangkut – pautnya dengan cintanya Allah tidak bisa diputus dengan kematian, tidak bisa diputus dengan matinya jasad.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita pada hadits agung yang disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw “man qaala subhanallahi wabihamdih fi yaumin mi’at marrah, huththat khathaayaahu wa in kaanat mitsla zabadilbahr, barangsiapa yang di harinya membaca SUBHANALLAH WABIHAMDIH (100X) maka berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan”.

Kita bertanya untuk apa Sang Nabi saw mengucapkan hadits ini? untuk apa Sang Nabi saw menyampaikan hal ini? untuk apa Allah menginginkan Sang Nabi saw menyampaikan hal ini? karena telah di firmankan oleh Allah “tiadalah Nabi saw itu bicara dari apa yang ia inginkannya saja dari hawa nafsunya terkecuali ucapan Sang Nabi itu adalah yang di wahyukan oleh Allah”. Kenapa Allah menghendaki Sang Nabi berbicara seperti itu?

Barangsiapa yang mengucap satu harinya “Subhanallahi Wabihamdihi sebanyak 100X berjatuhanlah dosa – dosanya sebanyak buih di lautan”. Subhanallah artinya Maha Suci Allah. Orang yang mensucikan Allah Swt berarti ia mengagungkan Allah, berarti ia menjadikan Nama Allah itu agung dan suci di hatinya. Allah tidak perlu disucikan karena sudah Maha Suci tapi ucapan itu menunjukkan kesetian hamba dan cinta hambanya pada Allah. Wabihamdihi artinya dan banyaknya puji untuk-Nya.

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan hadits ini bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” juga teriwayatkan di dalam Shahih Muslim “ahabbul kalimah ilallah, kalimat yang paling dicintai oleh Allah adalah Subhanallah Wabihamdihi”. Al Imam Ibn Hajar “afdholul kalimah laa ilaha illallah, seagung – agung kalimat adalah Lailahailallah”.

Berkata Imam Ibn Hajar menukil satu pendapat dari para muhadditsin bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” sudah terangkul didalamnya kalimat Lailahailallah. Karena “Lailahailallah” mentauhidkan Allah dari segala sesembahan selain Allah sedangkan kalimat Maha Suci Allah dan segala puji tentunya salah satu bentuk dari kesempurnaan pemahaman kalimat Lailahailallah. Ketika seseorang memahami kalimat Lailahailallah dan mendalami hakikat maknanya bahwa tiada yang patut disembah selain Allah maka sampailah ia kepada samudera cinta kepada Allah maka ia selalu mensucikan dan memuji Allah. Dalam keadaan seperti itu orang yang mempunyai bibir dan sanubari yang mensucikan dan memuji Allah 100X dengan kalimat ini dalam harinya, pupus dan berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan.

Apa itu dosa? Dosa adalah perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah. Itu berjatuhan dengan perasaan cintamu kepada Allah yang terbuahkan dengan kalimat Subhanallah Wabihamdihi.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kalimat Subhanallahi Wabihamdihi ini kalimat yang sangat agung diajarkan oleh Sang Nabi saw kepada kita karena besarnya keinginan Sang Nabi saw agar kita dekat kepada Allah, agar kita dicintai oleh Allah, agar kita tidak terjebak dengan terjauhnya dari Allah sebab dosa – dosa kita. Teriwayatkan di dalam hadits Shahih hal – hal yang menghapus dosa tentunya hal – hal yang fardhu dan hal – hal yang sunnah namun ini salah satu daripada beribu – ribu gerbang kasih sayang Illahi yang ditawarkan kepada kita setiap siang dan malam. Dalam munajat, dalam dzikir, dalam doa, dalam perbuatan baik, dalam perbuatan meninggalkan kemunkaran, memerintahkan pada kebaikan, dalam segala hal itu terdapat gerbang – gerbang kasih sayang Illahi dan salah satunya adalah Subhanallahi Wabihamdihi. Ini jika di amalkan, kalimat ini juga membawa ketenangan hati.

Boleh dicoba bagi mereka yang membaca setiap harinya Subhanallah Wabihamdihi, jangan setiap hari dulu tapi satu hari dulu, rasakan di pagi hari kau membacanya dalam keadaan suci Subhanallahi Wabihamdihi 100X, rasakan hari itu betapa berbedanya dengan hari yang lainnya. Lebih sejuk, lebih tenang, lebih banyak kemudahan, lebih banyak terselesaikan permasalahan dan sakinah yang sangat mahal yaitu kedamaian jauh dibanding hari yang kau tidak membaca padanya Subhanallahi Wabihamdihi. Dan dengan itu Insya Allah lanjutkan selagi kau mampu dan jangan sesekali kau tinggalkan karena membacanya 100X itu tidak menghabiskan waktu sampai 10 menit, barangkali tidak sampai 10 menit, beberapa menit saja kau akan dapatkan sejuknya harimu disaat itu.

Hadirin – hadirat, Sang Maha Berkasih Sayang Rabbul Alamin yang selalu memperhatikan setiap hamba – hambaNya karena mereka yang hidup itu adalah milik Allah dan inilah sebaik – baik pemilik. Dialah pemilik tunggal segenap kehidupan, pemilik tunggal segenap apa – apa yang ada di alam semesta dan Dialah yang paling memperhatikan semua kehidupan hamba-Nya maka itu manusia, jin maupun hewan dan tetumbuhan.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw menyampaikan satu hikayah kejadian yang pernah terjadi pada Nabi sebelum beliau. Ketika Nabi itu duduk dibawah sebuah pohon dan disaat ia duduk ia digigit oleh seekor semut yang menyakitkan, gigitannya berbisa. Gigitannya semut tidak mematikan cuma menyakitkan maka Nabi itu berdiri dari duduknya dan memanggil kaumnya untuk membakar sarang semut itu semuanya karena membahayakan. Al Imam Ibn Hajar mensyarahkan hadits ini Nabi itu berbuat hal yang benar karena semua hewan yang mengganggu manusia boleh untuk dibunuh namun Allah menurunkan Jibril as untuk Nabi itu bukan Nabi Muhammad saw. Nabi itu sebelum Nabi Muhammad saw seraya berkata “Hallaa namlatun waahidah..?, wahai Nabi-Ku bukankah yang berbuat Cuma seekor semut saja yang menggigitmu kenapa harus semua dimusnahkan?, kata Allah. Maksudnya apa? Allah melihat seekor semut yang berbuat jahat pada Nabi-Nya mengganggu tapi kan satu ekor itu yang mengganggu, kata Allah. Sedangkan yang lain tidak mengganggu, bagaimana engkau seorang Nabi? Orang yang sangat dekat kepada Allah membunuh makhluk yang dicipta oleh Allah yang tidak bersalah?

Imam Ibn Hajar mensyarahkan bahwa ucapan dan perbuatan Nabi itu tidak salah secara syari’ah, namun Allah ingin mengingatkan kepada Nabi itu betapa Allah itu melihat seluruh perbuatan hamba-Nya dan hamba Allah itu menyayangi setiap makhluk hidup yang dicipta-Nya. Kalau seekor semut saja diperhatikan oleh Allah, siapa yang menyakitinya, siapa yang mengganggunya, apalagi keturunan Adam as, lebih – lebih lagi ummat Nabi Muhammad saw. “Innahu kaana tawwaaba, sungguh Allah itu Maha Menerima Taubat”. Kalimat ini hadirin jika kita renungkan “innahu kaana tawwaba” kalimat ini menjawab semua keputus-asaan hamba yang tenggelam dalam samudera dosa. Kalimat ini menghibur mereka bahwa cinta Allah pasti mereka dapatkan “innahu kaana tawwaba” Dia (Allah) Maha menerima semua taubat.

Mereka yang telah tenggelam dalam gelapnya dosa dan kesalahan, jangan sampai menyangka tidak akan bisa mencapai cinta Allah. Masih ditawarkan untuk mereka yang ingin dicintai oleh Rabbul Alamin, “Sungguh Aku Maha Menerima Taubat”, kata Allah. Apa itu taubat? Taubat itu anugerah bagi pendosa yang menyesali dosanya. Dapat anugerah dari Allah bukan hukuman, yang datang bukan hukuman. Ketika seseorang berbuat dosa lalu ia menyesal kepada Allah, kepada Sang Pemilik dirinya, Sang Pemilik setiap debu yang diinjaknya, Sang Pemilik langit dan bumi ini, ia menyesali kesalahannya, menyesali bahwa perbuatan ini menyakiti hati Tuhannya maka Allah berikan kepadanya ampunan dan Allah dekatkan ia kepada-Nya Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah, ketika Nabiyullah Musa as diperintah oleh Allah berdakwah mendatangi Fir’aun. Allah berfirman kepada Nabi Musa 21.15 “faqaalaa lahu qaulan Layyinan .., ucapkanlah kepada Fir’aun itu ucapan yang lembut”. Padahal Fir’aun itu sudah mengaku sebagai Tuhan. “faqala lahu qaulan layyina.., wahai Musa dan Harun ucapkan padanya kalimat yang lembut”. Hadirin – hadirat, diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah ketika Nabi Musa mengajak Qarun, seorang yang kaya – raya tapi membawa kerusakan dan menyembah selain Allah dan mengajak orang – orang ikut kepada kesesatannya dengan membagi – bagikan hartanya. Maka Nabi Musa mendakwahinya dan Qarun tetap dalam kekufurannya. Maka Nabi Musa as berkata “wahai bumi pendamlah Qarun sampai kelututnya” maka bumi memendam Qarun sampai ke lututnya. “Ayo..kau mau taubat?”, kata Nabiyullah Musa as dan ia berkata “tidak” maka Nabi Musa berkata “wahai bumi pendam ia sampai ke perutnya” maka bumi memendam Qarun sampai ke perutnya. “Aku tidak akan taubat wahai Musa!” maka berkata NAbi Musa “wahai bumi pendam Qarun sampai ke lehernya” maka Qarun pun dipendam oleh bumi sampai ke lehernya. Qarun menjerit “ya Musa cukup Musa aku sekarang mau taubat“, Nabi Musa berkata “wahai bumi pendam Qarun sampai ke seluruh tubuhnya” maka bumi pun memendamnya sampai keseluruhannya. Allah turunkan malaikat Jibril kepada Musa “man .. ya Musa .., wahai Musa kau ini tega sekali pada Qarun? kalau ia memanggil aku dan minta maaf padaku akan kumaafkan ia wahai Musa”. Demikian hadirin kasih sayang Allah dan cinta-Nya selalu ditawarkan kepada hamba-Nya.

Sampailah kita di bulan Rabiul Awwal, bulan yang sangat menyenangkan dan membawa kebahagiaan bagi muslimin – muslimat, ummat Nabi Muhammad saw. Kebahagiaan yang abadi, surga yang kekal, keridhoan Allah yang kekal, kesemuanya ini dipadu kejadiannya oleh Allah di bulan Rabiul Awwal. Lahir Sang Nabi saw di 12 Rabiul Awwal, demikian pendapat yang mu’tamad. Hari senin, 12 Rabiul Awwal hijrah Sang Nabi saw pun riwayat Shahih Bukhari bahwa beliau masuk ke kota Madinah Al Munawwarah pada hari senin, 12 Rabiul Awwal. Dan wafatnya beliau pada hari senin, 12 Rabiul Awwal.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa ketika Abbas bin Abdul Mutholib bermimpi Abu Lahab setelah wafatnya. Dilihatnya Abu Lahab berada didalam api yang mengerikan, maka ditanya kepada Abu Lahab apa yang kau terima setelah kematianmu wahai Abu Lahab? berkata Abu Lahab “tidak pernah kurasakan kenikmatan dan ketenangan sejak aku wafat terkecuali setiap hari senin aku diberi keringanan karena membebaskan budakku Juwairiyah mendengar kabar kelahiran Nabi Muhammad saw”. Jadi Juwairiyah itu budaknya Abu Lahab. Disaat hari senin lahirnya Rasul saw datang Juwairiyah kepada Abu Lahab “Abu Lahab, Aminah sudah melahirkan” maka Abu Lahab gembira (ini belum jadi musuhnya) kemudian Abu Lahab menjadi musuh sebesar – besarnya musuhnya Rasul saw adalah Abu Lahab, sampai diangkat 2 kali oleh Allah dalam 1 ayat “tabbat yadaa abilahabiwwatabba, celaka dua tangan Abu Lahab dan celaka” QS. Al Lahab : 1. Tidak ada satu orang pun yang dimurkai oleh Allah dalam satu ayat 2X kecuali Abu Lahab. Tapi ia bebaskan budaknya begitu dengan kabar gembira Aminah sudah melahirkan anak. “oohhh.. kau bebas karena aku gembira kau yang bawa kabar gembira ini maka kau bebas”. Itu (Abu Lahab) di kemudian hari menjadi musuh besar Nabi Muhammad saw. Tapi Allah tidak melupakan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Setiap hari senin, Abu Lahab itu berkata “aku diberi keringanan dengan bisa minum air dari ibu jariku ini, antara telunjuk dan ibu jari itu Allah keluarkan pancarkan air agar ia bisa minum karena pernah membebaskan budaknya Juwairiyah saat hari kelahiran Nabi Muhammad saw”. Ini riwayat Shahih Bukhari. Namun ini adalah mimpi dan tentunya sudah dipahami bahwa mimpi tidak bisa dijadikan dalil. Akan tetapi para muhadditsin dan para hujjatul islam dan para imam menjelaskan mimpi tidak bisa dijadikan dalil sebagai dalil syari’ah tapi bisa dijadikan dalil sebagai dalil afdholiyah wal hikmah. Kalau hukum (hukum syari’ah) tidak bisa dari mimpi, mimpi tidak bisa diterima. Tetapi kalau dalil hikayah, dalil hikmah, dan dalil afdholiyah bisa dipakai. Contohnya mimpinya pendeta Buhairah akan kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dekat, non muslim yang mimpi kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dekat jadi dalil. Dalil apa? dalil kebangkitan Nabi Muhammad saw tapi bukan dalil syari’ah. Itu maknanya. Jadi jelas sudah para muhadditsin, para imam kita melihat bagaimana indahnya perbuatan Allah kepada orang yang gembira kepada hari kelahiran Rasulullah saw.

Salafunnaasshalihin dan para Sahabat Rasul radiyallahu anhum memang tidak pernah membuat perayaan maulid karena tidak perlu. Jiwa mereka dan harta mereka dan seluruh hari – hari mereka telah mereka korbankan untuk cintanya kepada Allah dan Rasul saw. Mereka tidak punya idola selain Muhammad Rasulullah saw didalam kehidupan hamba – hamba Allah. Idola mereka satu saja Sayyidina Muhammad saw, Qudwah dari semua yang dijadikan Qudwah). Tapi setelah mulai jauh dari kemangkatan Sang Nabi saw mulailah hati muslimin – muslimat ini berguncang, mengalihkan idola mereka bukan lagi kepada Nabi saw. Maka dibuatlah perayaan maulid untuk membangkitkan kembali semangat ummat agar kembali mengingat sejarah Sang Nabi saw, budi pekerti Sang Nabi saw, tuntunan Sang Nabi saw dan kasih sayang Allah yang muncul dengan kebangkitan Nabi Muhammad saw.

Hadirin, berkata Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib didalam Syi’bul Iman oleh Al Imam Baihaqi diriwayatkan pula dalam Musnad Ahmad, dalam Shahihain dan lainnya berkata Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib “ya Rasulullah turridu an’amta.., ya Rasulullah aku mohon ijin memujimu”. Memuji Nabi saw adalah salah satu bentuk pujian kepada Allah. Rasul saw senang dipuji, kenapa? karena jabatannya sebagai seorang Rasul. Beliau tidak mempunyai hati yang bangga atas pujian orang terhadap dirinya tapi beliau tahu pujian kepada beliau adalah bentuk cinta seseorang kepada Allah. Kenapa? Karena beliau mempunyai jabatan sebagai Rasulullah dan iman seseorang itu sempurna dengan cintanya kepada Nabi Muhammad saw. Karena makin seseorang cinta kepada Rasul saw, makin akan mengikutinya. Kalau seandainya kita mencintai seseorang dijadikan idola makin kita berusaha untuk mengikutinya. Oleh sebab itu Nabi saw gembira dengan semua perbuatan yang bias mendorong ummat ini mencintai beliau saw termasuk diantaranya pujian. Maka berkatalah Rasul saw kepada Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “qul Laa Yafdhudhillahi faak.., silahkan Abbas ucapkan syairmu dan Allah akan menjaga bibirmu”. Maksudnya apa? Sayyidina Abbas berkata “sampai aku lanjut usia tidak pernah aku sakit gigi, tidak ada satupun gigiku yang tanggal karena doanya Nabi Muhammad saw saat aku akan mengucapkan syair pujian padanya”. Diantara kalimat Sang Nabi, Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “kau yang disaat kelahiranmu ini wahai Sang Nabi saw, terang benderanglah bumi dg cahaya, terbitlah cahaya di ufuk dan disaat itu terbitlah cahaya mulia dan kami selalu berada didalam cahaya hidayah dan cahaya kelahiranmu itu yg masih menaungi kami sampai saat ini, kata Abbas bin Abdul Mutholib”. Ini menunjukkan salah satu kalimat yang diucapkan karena cintanya para sahabat dan gembiranya atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Risalah dan seluruh tuntunan syari’atul muthaharah ini Allah munculkan ke muka bumi di awali kelahiran Nabi Muhammad saw. Terbitnya dari kelahiran Sang Nabi saw maka Allah bersumpah dengan usia beliau saw, ini salah satu firman Allah “demi usiamu wahai Muhammad”. Menunjukkan dari sejak kelahiran hingga wafatnya beliau itu dimuliakan oleh Allah Swt.

Hadirin – hadirat, pujian kepada Nabi Muhammad saw adalah hal yang sunnah dan diperbolehkan dilakukan didalam masjid ataupun diluar masjid. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari ketika Sayyidina Hasan bin Tsabit ra membaca syair pujian untuk Nabi saw masjid nabawiy maka Rasul saw berdoa untuk Hasan bin Tsabit “Allahumma ayyid-hu biruhil qudus, wahai Allah bantulah Hasan bin Tsabit itu dengan Jibril as”. Belum pernah Nabi saw mendoakan orang seperti itu kecuali untuk Hasan bin Tsabit yang membacakan syair pujian untuk Nabi saw didalam masjid. Oleh sebab itu jika muncul di masa sekarang, orang mengatakn pujian pada Sang Nabi itu bid’ah maka belum memahami hadits ini. Hadits ini riwayat Shahih Bukhari dan kemudian inilah hal yang sunnah memuji Nabi saw didalam masjid bahkan didoakan oleh Rasul saw. Kenapa? Karena memuji beliau saw akan menumbuhkan cinta kepada beliau saw. Dan cinta kepada beliau saw adalah kesempurnaan iman. “Belum sempurna iman kalian sebelum aku lebih dicintainya melebihi keluarganya, dari ayahbundanya, dan dari seluruh manusia”. Kenapa hadirin – hadirat? Karena tidak ada orang yang mencintai kita melebihi Nabiyyuna Muhammad saw kecuali Allah. Kalau saya tidak mengatakan kecuali tapi saya katakan Nabi Muhammad saw ini salah satu bentuk dari cintanya Allah kepada kita. Salah satu bentuknya adalah Nabi Muhammad saw.

Laqad jaa’akum rasuulun min anfusikum ‘azizun ‘alaihi ma ‘anittum, hariishun ‘alaikum bil mu’miniina raufurrahim, Sang Pemilik matahari dan bulan, langit dan lautan, kehidupan dari zaman ke zaman berfirman “Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari bangsa kalian (manusia), sangat berat memikirkan hal yang menimpa kalian, sangat menjaga kalian dan sangat berkasih sayang kepada orang – orang yang beriman” QS. At-Taubah : 128. Siapa otrang – orang yang beriman? Muslimin – muslimat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beliaulah yang menjadi pembela utama untuk umatnya di yaumal qiyamah disaat semua orang lari dari dosa, saat semua orang takut pada dosa sampai para Nabi berkata “nafsiy..nafsiy.., pergi – pergi kalian aku tidak bisa untuk menyelamatkan kalian diriku ..diriku”, para Nabi berkata demikian. Ini diriwayatkan didalam Shahih Bukhari. Hanya beliau inilah yang mempertahankan kita agar tidak masuk neraka, beliau saw sujud kepada Allah Swt seraya berkata “ummatiy..ummatiy...,umatku..umatku wahai Allah”. Sujud untuk membela para pendosa agar jangan masuk neraka maka Allah berkata “…, angkat kepalamu beri syafa’at pada orang yang akan engkau beri syafa’at”. Dan beliau saw memberi syafa’at banyak orang, dibagi syafa’at kepada amal shalih, shadaqah bisa memberi syafa’at, hewan kurban bisa memberi syafa’at, masjid memberi syafa’at, semua bisa memberi syafa’at dari amal shalih. Sedemikian hebatnya para shalihin, para syuhada, para awlia memberi syafa’at. Terus saling membagi – bagi syafa’at agar banyak tertolong ummat ini. Ternyata masih ada yang menjerit didalam hati, mereka memanggil – manggil Nama Sang Nabi untuk mendapatkan syafa’at. Para pendosa, para penjahat, para orang yang wafat dalam kedhaliman, mereka masih menjerit dan Sang Nabi saw tidak tega mendengar jeritan mereka seraya kembali sujud kepada Allah meminta lagi syafa’at (dalam riwayat dikatakan 4X beliau meminta syafa’at) “ambil..ambil..orang yang akan kau beri syafa’at”, kata Allah. Demikian indahnya idolaku dan idola kalian Nabiyyuna Muhammad saw.

Mereka bertanya mana kasih sayang Allah? Koq Nabi saw lebih cinta kita daripada Allah Swt. Justru jawabannya Muhammad itu adalah bentuk cintanya Allah Swt kepada kita. Oleh sebab itu mencintai beliau adalah sempurnnya iman. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt dihadapan kita beberapa hari lagi acara besar kita hari senin, tepat 12 Rabiul Awwal di masjid istiqlal dan kita harapkan muslimin bias mencapai lebih dari 1 juta muslimin – muslimat. Kita ingin segera Jakarta ini jadi kotanya Sayyidina Muhammad saw, kita ingin segera Jakarta ini paling makmur panggung – panggung shalawat dan dzikir kepada Allah serta shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Sudah cukup Jakarta ini ratusan tahun dipenuhi dengan panggung – panggung dosa dan kesalahan. Sudah waktunya kita melakukan pembenahan dan kedamaian. Semoga Allah membenahi bumi Jakarta dan seluruh wilayah muslimin di Barat dan Timur diawali dengan Jakarta. Kenapa? Ibukota muslimin terbesar di dunia adalah Jakarta ini. Negara muslimin terbesar di dunia adalah Indonesia. Paling banyak ummat Nabi Muhammad saw, jadi Indonesia ini negeri yang paling diperhatikan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Kenapa? paling banyak ummat Nabi Muhammad saw disini. Orang berkata disini banyak musibah, karena musibah adalah pensucian dosa. Tapi kalau mereka beristighfar Allah akan angkat musibah itu dari mereka dan ibukota Indonesia adalah Jakarta. Oleh sebab itu kalau muncul kemakmuran dipermukaan bumi sebagaimana dijanjikan oleh Sang Nabi saw dari hadits yang shahih bahwa di akhir zaman pembunuhan terjadi, perampokkan, perpecahan, permusuhan lalu banyak yang mengaku Nabi setelah itu akan muncul kemakmuran. Kita bertanya dari mana munculnya kemakmuran? Kemakmuran itu akan berawal dari bumi Jakarta.

Hadirin – hadirat, semoga Allah jadikan Rabiul Awwal tahun ini membuka kemkmuran bagi bumi Jakarta dan mengawali kemakmuran Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kita jadikan 12 Rabiul Awwal ini tanda kesetiaan kita kepada Allah dan Rasul. Ajak teman – teman kita hadir, acara kita di masjid istiqlal dari jam 09.00 WIB s.d selesai. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah dan ada acara – acara lainnya. Sebelumnya malam senin, malam ahad, malam sabtu, acara – acara para caleg kita penuh dan semoga Allah jadikan Rabiul Awwal ini keberkahan yang dengan itu akan muncul pemimpin Insya Allah di bumi Indonesia ini pemimpin yang akan membuka kemakmuran bagi negeri dan bangsa kita mengawalai kemakmuran Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kami bermunajt kehadirat-Mu

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kami hadir di hadapan-Mu dan Kau telah sangat menyayangi kami dari sejak kami belum lahir hingga kami lahir dan kami terus berbuat kemunkaran dan dosa dan Kau terus menawarkan cinta dan pengampunan. Wahai Yang Maha menawarkan cinta lebih dari cinta kami kepada-Mu, yang jika kami mendekat kepada-Mu Kau lebih dekat kepada kami, kami ingin lebih cinta kepada-Mu, jika kami rindu pada-Mu Kau lebih rindu daripada kami tuk berjumpa dengan kami. Ya Rahman Ya Rahim inilah jiwa, hidupkan jiwa kami dengan kerinduan kepada-Mu, hidupkan hari – hari kami dengan kebahagiaan. Terbitkan matahri kemakmuran bagi kami dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahim inilah kami para pendosa tidak bisa lari dari dosa setiap terbit dan terbenamnya matahari. Tapi kami juga tidak mau jauh dari-Mu wahai Allah, wahai Yang Maha Dekat, wahai Yang Maha Pemurah, wahai Yang Maha Luhur, wahai Nama Yang Paling Agung, wahai Nama Yang Maha Peling memiliki kita, wahai Nama Yang Maha Berkasih – sayang

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Lambang cinta Allah adalah Nabiyyuna Muhammad saw. Tiadalah Aku utus engkau terkecuali Rahmat dan Kasih Sayang-Ku bagi alam semesta.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah Swt menjadikan hari esok lebih indah dari hari lainnya, Allah limpahkan anugerah di hari esok lebih dari hari ini dan Allah jadikan setiap malam setiap hari Anugerah-Nya semakin besar bagi kita, kasih sayang-Nya semakin besar bagi kita dan semoga semkin hari kita semakin dicintai Allah, dijadikan setiap hari kami bertambah cinta kami kepada-Mu, Rabboy Rabby terus kuatkan kami untuk memahami kalimat-Mu “man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah” barangsiapa yang rindu jumpa dengan-Ku, Aku rindu jumpa dengannya. Rabbiy Rabbiy kuatkan keyakinan ini dalam jiwa kami Ya Rahman Ya Rahim.

Kita juga gembira dengan para tamu – tamu kita yang hadir malam ini. Disini ada Bpk. Adi Kesuma Pimpinan Umum Majalah Garda. Beliau ini mendukung penuh dakwah Nabi kita melalui media. Karena memang media ini zaman sekarang sangat sulit meliput hal – hal yang baik. Kalau meliput hal – hal yang membawa kerusakan, membawa cela bagi muslimin ditayangkan. Kalau acara – acara besar yang ada majelis dzikir, ketenangan pemuda, kedamaian pemuda mereka tidak mau atau malas menayangkannya. Ini Alhamdulillah Bpk. Adi Kesuma Pasaribu Pimpinan Umum Majalah Garda, Insya Allah beliau yang mengawali daripada media – media massa yang Insya Allah akan terus menayangkan karena umat ini ikut dengan gaya media masa. Apa yang ditayangkan di media itulah kiblatnya umat, kalau media masa melihat muslimin berbuat itu maka orang – orang awam benci pada muslimin. Maka oleh sebab itu musuh – musuh islam tidak mau acara – acara damai seperti ini masuk ke media karena akan diikuti ditempat lain. Nanti orang gitu juga, dzikir pemuda, shalwat pemuda, nanti dimana – mana pemuda. Nanti orang ikut bikin seperti itu, musuh – musuh islam takut hal seperti ini terjadi maka tidak ditayangkan ke media. Bpk. Adi Kesuma Pasaribu semoga dipanjangkan umurnya dan dilimpahi keberkahan dalam perjuangannya dan juga Guru kita yang datang dari Papua, Habib Ahmad Bahr, para habaib, para tokoh masyarakat, dan para sesepuh. Kita berdoa kepada Allah dengan qasidah penutup kita yang diwasiatkan oleh Guru Mulia kita Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz untuk memohonkan ketenangan dan pertolongan bagi muslimin dan juga munculnya pemimpin – pemimpin yang membela islam, yang membawa kedamaian, yang mencintai shalihin, pemimpin yang melakukan shalat, pemimpin yang membela kedamaian dan pembenahan ummat. Kita berdoa bersama – sama. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

courtessy : www.majelisrasulullah.org

KEUTAMAAN SHOLAWAT NARIYAH

Membaca shalawat nariyah adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, di samping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat "thibbil qulub", ada shalawat "tunjina", dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan "hizib" dan "rawatib" yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cinta kepada Rasulullah SAW sekaligus beribadah.

Salah satu hadits yang sangat populer yang membuat rajin kita membaca shalawat ialah bahwa Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.

Salah satu shalawat yang sangat populer ialah "shalawat badar". Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan bisa melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara di mana dan kapan saja shalawat badar selalu dilantunkan bersama-sama.

Nah shalawat yang satu ini, "shalawat Nariyah", tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.

Berikut ini adalah bacaan shalawat nariyah:

أللّهُمَّ صَلِّي صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.

Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”

“Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”

Hadits riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain): Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia... Dan hadits Rasulullah yang mengatakan; Perbanyaklah shahawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah yang dikutib juga dalam Khozinatul Asror.

Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amalamal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail alQadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.

Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).

KH Munawir Abdul Fattah
Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta